Sang
Bumi Ruwa Jurai adalah semboyan untuk sebuah daerah di ujung pulau Sumatera,
yaitu Provinsi Lampung. Sang Bumi Ruwa Jurai merupakan arti kata dari Sang yang
berarti satu, Bumi yang berarti rumah atau atanah, ruwa berarti dua, jurai
berarti tangkai atau jalur yang mengacu kepada dua tangkai atau jalur keturunan
orang Lampung dari Sekalaberak, yaitu yang beradat Pepadun dan yang beradat
Sebatin. Namun ketika tahun 1964 ketika
Hilman Hadikusuma menciptakan Lambang Lampung dia memberikan pengertian baru
untuk kata Sang Bumi Ruwa Jurai yang lebih modern yaitu satu tanah yang didiami
oleh dua tangkai atau jalur, tangkai dan jalur yang dimaksud disini adalah
jalur keturunan pribumi, artinya seluruh penduduk Provinsi Lampung baik yang
beradat Saibatin maupun yang beradat Pepadun. Sedangkan jalur yang kedua adalah
orang-orang pendatang atau suku-suku lain yang menetap di Lampung.
Simbol
Sang Bumi Ruwa Jurai memang sangat tepat untuk menggambarkan kondisi Lampung
saat ini. Faktanya provinsi Lampung memang dihuni oleh berbagai macam suku. Inilah
yang membuat terjadi keragaman budaya di Provinsi Lampung.
Pada
dasarnya Ulun Lampung atau orang pribumi memiliki bahasa daerah tersendiri,
bahasa ini sangat untuk khas sekali dengan lafal “kha” yang keluar dari
tenggorokan. tetapi sayangnya bahasa
daerah Lampung di rumahnya sendiri tidak terlalu populer, jarang sekali
digunakan terlebih dikalangan remaja. Bahasa daerah dari suku lain justru
semakin popular, jawa, sunda, banten, padang dan masih banyak lagi.
Sekalipun
di sekolah-sekolah tingkat SD hingga SMA diajarkan bahasa Lampung, namun bahasa
Lampung kurang diminati. Bahkan saya sendiri ketika masih sekolah dulu sangat
sebal kalau ada pelajaran bahasa Lampung. Entah karena materi dan pelafalannya
susah dipelajari atau memang bahasa Lampung kurang di sosialisasikan. saya
sering bertanya-tanya mengapa hanya orang yang bersuku Lampung saja yang pandai
berbahasa Lampung, sebenarnya apa masalahnya ?
Menurut
Tulisan Agus Sri Danardana di Lampusng Post Bahasa Lampung menarik diapresiasi secara
positif dan kritis. Menurut dia, bisa jadi bahasa Lampung akan punah dalam
beberapa abad mendatang. Sebab, dengan menyitir penelitian Andrew Dalby dalam Language
in Danger (2003), setiap dua minggu dunia kehilangan satu bahasa.
Menurutnya
juga sebab terpinggirkannya Bahasa Lampung dalam Rumahnya sendiri dalam
pergaulan memasyarakat itu dikarenakan Bahasa Lampung kurang mampu memenuhi
kebutuhan penuturnya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kondisi seperti itu,
ada kecenderungan penutur "lari" ke bahasa lain, yang memungkinkan
komunikasi mereka berjalan lebih lancar.
Dari
7 juta penduduk Lampung penutur Bahasa Lampung hanya berjumlah 17 % saja.
menurut saya ini sangat tragis, bagaimana bisa Bahasa Daerah mengalami krisis
di daerahnya sendiri, ini yang akan menjadi PR kita bersama sebagai warga
Lampung.
Perkembangan
zaman yang diiringi dengan pembangunan membuat struktur daerah tersebut
berubah, dari struktur sosial, ekonomi dan budaya itu sendiri. Tentu saja
dampak negatifnya dari perkembangan zaman ini membuat masyarakat pribumi kurang
melestarikan budaya dan bahasanya sendiri. Seperti itulah yang terjadi di Lampung
semakin ramai masyarakat pendatang yang bermukin di Lampung dengan membawa pola
sosial dan kebudayaan baru maka tak pelak semakin terpinggirkanlah Bahasa
Lampung dan terancam punah.
Hal
ini dapat kita lihat sendiri dalam dunia masyarakat, suku Jawa sering kali
menjadi penduduk mayoritas disebuah daerah yang ada di provinsi Lampung, katakanlah
di Pringsewu, maka hampir keseluruan warga Pringsewu menggunakan bahasa
kesehariannya dengan meggunakan Bahasa jawa, maka dengan begitu Ulun Lampung
pun sangat tidak memungkinkan untuk menggunakan
bahasa Lampungnya saat berkomunikasi dengan lingkungan tersebut karena
lingkungan tersebut tidak bisa berbahasa Lampung, sehingga wajar saja bahasa
lampung jarangdigunakan.
Dalam
dunia pendidikan Bahasa Lampung juga hanya sebagai mata pelajaran muatan lokal,selain
itu biasanya guru yang memberikan materi pelajaran Bahasa Lampung bukanlah
orang yang professional di bidangnya. Sangat disayangkan sekali, jika kita
semua sebagai penduduk Provinsi Lampung buta dengan bahasa dan aksara Lampung.
Oleh
karena itu diperlukan trobosan jitu untuk mengatasi hal semacam ini, untuk
membumikan kembali Bahasa Lampung di Sang Bumi Ruwa Jurai ini. Darri pihak
pemerintah daerah Provinsi Lampung diharuskan untuk memberikan perhatian khusus
kepada Budaya Lampung khususnya bahasa dan Aksara, kepada para pemangku adat
agar terus bekerja memperkenalkan adat dan budaya serta bahasa Lampung tidak
hanya untuk anak dan cucunya saja tetapi untuk semua warga Lampung sekalipun
bukan Ulun Lampung. Di sektor pendidikan bahasa Lampung harus gencar
disosialisasikan dengan memberikan materi formal dan non formal, semisal
membuat lembaga sekolah tinggi yang di khususkan untuk mempelajari budaya
Lampung yang di dalammnya juga termuat bahasa dan sastra Lampung. Selain itu
sosialisasikan bahasa Lampung dengan media sosial, media massa dan media
elekronik lainnya. Dengan begitu diharapkan seluruh masyarakat yang ada di
Lampung ini mengerti dan memahami budaya Lampung dan melestarikannya.Semoga budaya Lampung tetap lestari.
Salam Budaya !
Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.