Tuhan Negeriku Dosa Apa ?

4 comments


Tuhan Negeriku Dosa Apa ?



 *****
Hey Tuhan, izinkan aku bertanya ?
Pesakitan macam apa untuk Negeriku ini.
Diselimuti asap dan bau-bau sangit tak berkesudahan.
Semakin waktu rasanya semakin terik, menggerahkah, memuakkan  !
Sedang Kau apakan Negeriku ini, Tuhan ?
Tak lihatkah, Kau Tuhan disini  manusia-manusia kecil kesakitan, kesesesakan napas, kehabisan sehat.
Disini juga manusia tak tahu menahu persoalan dan segala  dosa dosa menderita tak kepalang, hampir kehabisan akal untuk kerja sebab tenggelam  dalam gempulan asap.

Ada apa dengan Negeriku, Tuhan ?
Kami kehilangan udara segar, yang menyejukan
Yang tertingal hanya Ispa-Ispa kejam dalam saluran pernapasan.
yang secara pelan merenggut nyawa.
Roda kehidupan hampir lumpuh total, kota kami serupa kota tak bertuan.
Negeri Kami juga semakin dibenci oleh Negeri-Negeri seberang
Akibat asap yang terus saja menyebar hingga mampir ke Negeri seberang

Bagaimana mana ini, Tuhan ?
Dosa apakah yang telah Negeri kami lakukan ?
Hingga solusi dari sang jendral pun tak mempan memusnahkan.
Kebakaran hutan tetap membara
Hujan pun tak kunjung datang
Sesekali datang tetap tak menyelesaikan.
Kami semakin gila dalam keadaan dan kelumpuhan.

Ah, betapa gilanya aku,Tuhan!
Melontarkan tanya-tanya itu pada-Mu memaksa-Mu menjawab pertanyaanku
Sudahlah, Tuhan !
Kami memang manusia tak tahu diri, tak tahu diuntung !
Kami manusia yang bukan manusia, kami hanya orang biasa yang serakah, rakus melebihi tikus.
Menjilat seperti ular, menggigit seperti anjing
Kami hanya tahu duit, selain itu ah omong kosong.
Kami rusak banyak hutan hanya untuk duit, duit dan duit!
Ego kami memang begitu, duit adalah Tuhan.
Hingga memabukkan, menjadi candu menghilangkan kewarasan.
Lalu kami lupa menjaga nikmat dan kewajiban melestarikan alam.

Apalah daya, Tuhan
Segelintir manusia yang dzalim, telah melukai kami seantero Negeri.
maka pastaslah negeri ini begini, tapi  kumohon tolong sudahi pesakitan ini. 

*Jurnal Puisiku, sengaja aku buat karena aku sudah benar-benar gereget, geregetnya sudah level S dengan kondisi kabut asap dan permasalahan yang ada di Negeri ini. Puisi ini juga pada dasarnya uangkapan doa untuk kita semua supaya masa pesakitan kita akibat kebakaran hutan yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab segera selesai, dan semoga musibah kebakaran hutan dan kabut asap tahun ini adalah yang terakir dan tidak akan pernah ada lagi kebakaran-kebakaran hutan lagi. asli kebakaran hutan itu sangat merepotkan dan sangat menyiksa kita semua, menyiksa jasmani dan rohani, dan melumpuhkan segala sektor kehidupan .
Ini sebagai pelajaran untuk kita semua agar kita lebih menghargai alam dan melestarikannya, cobalah kita semua sejenak melepaskan ego keduniawian, berusahalah untuk menjadi manusia yang manusia, bukan manusia yang hewani. serakah, rakus,  dan tak tahu malu. 
Maaf, jika aku banyak berkomentar dan mungkin membuat pembaca  kerisihan bukan bermaksud menggurui, artikel ini hanya sebagai pengingat untuk diriku sendiri dan oarang lain (bila mau) supaya aku (kita) tak sembrono dengan alam dan selalu mengingat Tuhan.

Walllahu a'lam bishowab.



























4 komentar

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.